….binatang, tumbuhan jangan dihabiskan langsung,
jeroan burung
dapat kita
digunakan untuk memancing ikan, ikan dapat menjadi
umpan pada perangkap binatang besar, demikian
seterusnya.
Survival bukan bagaimana kita bisa makan, tapi
bagaimana kita bisa hidup….
Alam-KSR PMI Stikma
….apapun dari suatu tujuan perjalanan, yang terutama
adalah
kita dapat pulang dengan selamat…..
I.Pendahuluan
Orang-orang
yang senang berpetualang, baik di Gunung, di hutan, atau di tempat-tempat lain,
harus sadar akan resiko yang ada pada pada kegiatan tersebut.Pengetahuan dan
pemahaman akan resiko yang mungkin didapt merupakan suatu factor yang esensial
dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka.Secara umum, sumber
bahaya dapat berasal dari diri kita sendiri (subjective danger) dan yang
berasal dari lingkungan (objective danger).Subjective danger misalnya
keteledoran, persiapan yang asal-asalan, pengetahuan yang minimal dan
lain-lain, karena sifatnya yang demikian, maka subjective danger ini masih
berada dibawah penguasaan kita atau masih dapat dikontrol.Objektive danger
merupakan bahaya yang mengancam dari luar diri kita, yang timbul dari
lingkungan, misalnya gempa bumi, banjir, badai, binatang buas, dan
lain-lainnya.
Bahaya diatas merupakan penertian yanag relatif sifatnya.Bagi pencinta
alam yang menguasai dengan baik teknik-teknik dasar hiup dialam bebas, mendaki
Gunung berapi, menjelajahi hutan rimba, bermain diarus deras dan lain-lainnya,
merupakan hal yang menyenangkan, tetapi tidak demikian bagi orang-orang awam,
mungkin kegiata-kegiatan tersebut diatas dapat mencelakakan mereka. Kongkritnya
ada yang merupakan bahaya bagi orang tertentu tetapi sebaliknya menjadi hal
yang menyenangkan bagi orang lain.
Perlu diingat bagaimana pun siapnya kita
dalam menghadapi resiko, atau suatu Waktu mungkinkita terpaksa menghadapi
situasi kritis yang tidak kita inginkan, situasi seperti itu merupakan hal yang
tidak terduga yang harus siap kita
antisipasi.
II. Hal-hal yang dihadapi
Pentingnya mempertahankan
hidup (survival) berkaitan dengan munculnya kondisi kritis.Timbul pertanyaan
disini : apa yang menyebabkan konsidi
kritis itu muncul ? atau aspek apa yang akan dihadapi dalam situasi
survival? Dalam kenyataan hal-hal yang akan kita hadapi tergantung pada
spesifikasi kondisi tersebut, misalnya tersesat digurun pasir, hutan yang lebat
dan basah atau di kutub akan memunculkan aspek-aspek yang berbeda. Namun di
lain pihak , dapat ditemukan adanyan kesamaan kesamaan tertentu pada aspek yang
akan muncul dalam setiap kondisi survival.
Secara
umum, aspek-aspek itu dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
- Psikologi : Panik, takut, cemas, kesepian/sendiri, bingung, tertekan, kebosanan dan lain-lain.
- Fisiologis : Sakit, lapar, haus, luka, lelah, dan lainnya.
- Lingkungan : Panas, dingin, hujan, angin, vegetasi, fauna, dan lain-lain.
Ketiga aspek tersebut
saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Aspek-aspek lingkungan dan fisiologis
dapat mempengaruhi psikologis. Aspek psikologis dan fisiologis akan muncul
dalam diri kita sedang aspek lingkungan
merupakan efek interaksi kita dengan sekitar kita.
|
III. Modal dasar dalam menghadapi survival
Dari beberapa kasus suvival ada
beberapa kesamaan yang dapat mempengaruhi dalam mengatasi kondisi
survival.tentu saja selain dari pertolongan Tuhan atau nasib baik, tiga hal
yang dapat digunakan untuk mengatasi survival.
1.
Semangat untuk mempertahankan hidup.
Terkadang ada orang awam
yang mengalami bahaya pada alam terbuka dapat bertahan hidup karena keinginan
untuk tetap hidup yang tinggi.jadi keyakinan yang kuat untuk dapat bertahan hidup merupakan
modal dasar yang penting yang dapat mempengaruhi modal dasar lainnya.
2.
kesiapapan diri
artinya disini adalah
orang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengantisipasi
bahaya-bahaya survival.
3.
Alat pendukung.
Jumlah
dan jenis peralatan yang dipunyai juga dapat mempengaruhi keberhasilan
survival.pada kasus survival maka nilai kegunaan pisau atau kapak akan jauh
lebih berharga dibandingkan
kartu kredit atau emas berlian.jadi peralatan yang dipunyai pada saat survival
akan mempengaruhi keberhasilan dan cara survival.
|
IV.
Kebutuhan yang harus dipenuhi.
Untuk menambah tenaga dan mempertahankan
kondisi tubuh, serta usaha-usaha untuk terlepas dari kondisi survival, adalah lima kebutuhan yang harus
di usahakan yaitu : Perlindunag
terhadap faktor yang mengancam.
·
Makanan.
·
Api.
·
Air.
·
Perlengkapan pendukung dan usaha berkomonikasi
dengan pihak luar.
Kelima faktor itu merupakan kebutuhan yang sifatnya simultan,
tergantung dari situasi dan kondisi pada saat kita dalam kondisi survival, jadi
jangan diartikan sebagai urutan kebutuhan yang harus dipenuhi
1.
Perlindungan terhadap ancaman.
Perlindungan tidak hanya beruapa bangunan, tetapi juga
termasuk baju merupakan perlindungan terhadap sakit atau cedera. Jadi. Jadi
kegiatan yang harus diusahakan adalah :
§
Perlindungan terhadap cuaca (panas, dingin dan
hujan) dan factor-faktor medan
(Gunung , lembah, sungai, dsb)
§
Perlindungan terhadap gangguan binatang.
§
Perlindungan terhadap makan/minuman yang
membahayakan atau beracun .
§
Perlindungan yang berasal dari tubuh kita
sendiri.
§
Perlindungan terhadap penyakit /cedara ataupun yang semakin memperburuknya.
Hal
yang perlu diper hatikan adalah perlindungan terhadap cuaca dingin, karena hal
iniyang paling sering menyebabkan kematian. Udara yang dingin, hujan, angin,
dapat mempengaruhi penurunan suhu pada tubuh kita. Bila penurunan suhu sampai
lebih dari 3 C, maka dapat mengakibatkan kematian. Hal ini dapat terjadi tampa disadari,
disebabkan oleh proses respirasi, konduksi, evaporasi, ataupun radiasi.
Contoh kasus :
o
Bila pakaian kita basah maka lama-kelamaan akan
menjadi kering. Hal ini dikarenakan adanya pemindahan panas dari tubuh kita ke
pakaian dengan cara konduksi.
o
Contoh lain adalah bila cuaca disekitar kita
dingin , lama kelamaan seolah-olah kita terbiasa dengan suhu tersebut. Hal ini
karena disekitar kita ada satu lapis udara yang dipanaskan oleh panas tubuh
kita secara radikal. Bila tiba-tiba anginbertiup ,kita akan merasakan udara
yangdingin . dengan demikian tiap kali angin bertiup kita merasakan dingin.
o
Seandainya pada suatu kegiatan turun hujan dan
pakaian kita basah, kemudian angin bertiup kencang, maka akan berpindah
kepakaean secara konduksi dan adanya aliran udara menyebabkan peristiwa konveksi.
Tanda-tanda terjadinya penurunan suhu tubuh
pada seseorang adalh : menggigil, kulit pucat dan dingin, terutama ujung-ujung
jari, telinga dan hidung. Kita akan dapatkan orang tersebut dengan mendekatkan
seluruh anggota tubuhnya keperut /dadanya. Bila keadan ini berlangsung terus,
maka orang tersebut akan pingsandan kemudian meninggal (jaidi usahakan bagi
penderita untuk tidak tertidur/atau pingsan, usahakan agar tetap
terjaga/sadar). Cara mengatasi ancaman terhadap cuaca dingin ini termasuk salah
satu dari teknik survival.
Pada dasarnya untuk mengatasi cuaca
dingin adalah dengan memberikan perlindungan pada tubuh, baik dari dalam maupun
dari luar. Bentuk-bentuk perlindungan yang dapat diusahakan adalah :
a.
Bivak
Tujuan membuat bivak
adalah sebagai tempat perlindungan yang yaman untuk melindungi diri kita dari
foktor-faktor alam dan lingkungan yang ekstrim, yaitu panas, dingin, basah,
angin, binatang buas, dan sebagainya. Adapun syarat yang harus diperhatikan
dalam membuat bivak adalah :
o
Kondisi medan
(punggungan, lembah, basah, kering,
terbuka, tertutup)
o
Fasilitas alam yang menunjang disekitar kita
(pohon, daun-daunan, gua, lubang ) dan bahan yang kita bawa (ponco, jas hujan,
plastik, dan sebagainya)
Yang harus diingat dalam membuat bivak adalah :
o
Bivak jangan sampai bocor.
o
Pililah lokasi yang baik Jangan ditempat yang
mukin banjir seperti dipinggir sungai dan jangan dibawah pohon yang telah
mati/lapuk)
o
Jangan terlalu merusak alam sekitarnya.
b.
Pakaian
Untuk menahan agar panas badan kita jangan terlalu banyak
keluar, sebaiknya kita tidak memakai
pakaian yang telah basah dan melindungi tubuh dengan pakaian tahan air dan
tahan dingin.
2. Makanan.
a)
Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang
berasal dari dalam adalah makanan,
yang dibutuhkan untuk menanmbah kalori, memberikan tenaga pada otot, dan
mengganti sel-sel atau jaringan yang rusak. Sumber makan dapat kita peroleh
dari tumbuhan dan binatang di daerah sekitar kita.
a. Makanan dari hewan
Makanan yang bersumber dari sumber hewan terutama yang dibutuhkan
adalah kandugan lemak dan proteinnya.golongan-golongan yany dapat dimamfaatkan
sebagai sumber makanan adalah :
§
Binatang lunak
§
Serangga
§
Reptil
§
Unggas
§
Binatang bertulang belakang
Yang menjadi masalah adalah cara
menangkapnya. Jangan sampai cara untuk mendapatkannya menjadi sangat melelahkan
kemungkinan membuat kita putus asa.
Makanan
dari tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan
terutama memberikan Karbohidrat dan juga seratnya memperlancar pencernaan.
Harus diperhatikan, didalam keadaan survival kita harus memakan sedikit demi
sedikit tumbuhan yang tidak umum.maka sebaiknya tidak memakan hanya satu jenis
tumbuhan saja.
Hal-Hal yang harus diingat antara lain :
·
Kita dapat mencontohg binatang untuk menentukan
apakah tumbuhan tersebut dapat dimakan atau tidak,terutam apabila binatang
tersebut adalah binatang yang menyusui.
·
Bila kita dapatkan jamur/cendawan maka sebaiknya
kita tidak, karena memilih yang beracun atau tidak adalah sangat sukar.selain
itu, apabila dimakan tidak banyak
mengandung kalori.
Penjelasan lebih lanjut tentang makanan dari hewan dan tumbuhan ada pada
pada Botani dan Zoologi.
3.
Api
Selain dapat menghangatkan tubuh, yang lebih penting adalah meningkatkan
semangat psikologis.seseorang yang dalam
kondisi suvival pertama kali akan memilih membuat apisebelum mengerjakan hal
yang lain.fungsi api lainnya adalah :
·
Penerangan
·
Memasak makanan/minuman
·
Membuat tanda-tanda atau kode
Api kecil lebih hemat
bahan bakar dan akan lebih muda dikontrol.tiga elemen yang harus diperhatikan
dalam membuat api dapat digambarkan sebagai suatu segitiga yang saling
berhubungan yaitu heat(pembakaran), air(aliran udara), fuel(bahan bakar).
Jika
tidak mempunyai bahan yang mudah
terbakar, harus kita siapkan bahan bakar yang ada disekitar kita, yaitu :
·
Potongan-potongan kecil kayu kering
·
Serbuk penyala
Panas yang menyebabkan
timbulaya apidapat diperoleh dari korek api, lensa pembesar(lensa kamera, lensa
cembung, lensa senter) untuk menyatukan sinar matahari, dan gesekan benda yang
daopat menimbulkan percikan api, misalnya :
·
Memantik batu dengan batu
·
Gergaji api( fire saw)
·
Tali kulit untuk api (fire thong)
·
Busur api(gurdi)
4.
Air
Air
merupakan prioritas dalam survival.jika kita kekurangan air dapat mengakibatkan
dehidrasi (tumbuhan kekurangan cairan). Dehidrasi ini terjadi karena adanya
proses penguapan dari tubuh, dan dehidrasi yang berlebihan dapat menimbulkan
kematian. Dari data statistik diperoleh bila seseorang tidak mendapatkan air
sama sekali dalam Waktu 3 hari maka dia akan terancam kematian. Cara mengatasinya
ialah kita harus minum cukup ( sekitar 2 liter per hari). Bila kemudian
persedian air habis, maka kita harus mampu mencarinya.
Hal
yang perlu diperhatikan adalah jika air menjadi suatu masalah yang kritis,
jangan memakan sesuatu, sebab air tidak hanya dipakai untuk melancarkan makanan
melalui usus, tetapi juga melunakkan dan mencairkan makanan. Proses kimiawi
antara makanan dan usus sendiri membutuhkan air.
|
5.
Peralatan Pendukung dan Usaha Berkomunikasi
dengan Pihak Luar
Pendukung kemampuan untuk
tetap survive dalam kondisi survival. Betapa pentingnya peralatan yang kita
miliki sudah jelas diatas, selain itu kita juga memerlukan dan mengusahakan peralatan
lain yang mungkin dapat berguna dalam survival. Misalnya saja tali-tali yang
terbuat dari akar pohon, pasak-pasak kecil dari kayu, dan sebagainya.
a.
Alat Bantu kemampuan survival.
Senjata tajam merupakan alat bantu
yang terutama, dengan alat ini kita dapat membuat bivak, mencari kayu, membuat
jerat, mencari air, dan lain-lain. Alat pembuat api juga sangat membantu kita
untuk survive.
b. Alat bantu memberikan tanda.
Perlunya kita memberi anda ke orang lain (komunikasi darurat) dan mencari
tanda-tanda keberadaan orang lain juga akan mempengaruhi keberhasilan kita
dalam survival, seperti misalnya membuat jejak pada tanah yang lembab dan
basah, membuat api yang mudah dilihat dari kejauhan untuk memberitahukan
kedudukan kita. Dalam membuat api untuk keadaan malam hari yang serba gelap,
api yang besar dan terang akan mudah dilihat. Sedangkan untuk siang hari, asap
yang tebal bergumpal akan segera dilihat, dalam membuat asap kita juga harus
melihat kondisi medan ,
untuk daerah yang berhutan lebat dan hujan, asap tebal putih akan mudah
terlihat. Untuk membuat asap hitam, gunakan bensin, oli, dan kain-kain tua,
yang dicelupkan dalam minyak tanah, masukkan potongan-potongan karet atau
plastik, sedangkan untuk membuat asap putih gunakan daun-daun yang masih hijau,
lumut, ranting atau percikan air dalam api anda. Harus dijaga agar api anda tidak menimbulkan
kebakaran hutan. Dengan adanya tanda-tanda yang kita buat, kemungkinan besar
posisi kita akan diketahui, dan hal ini juga salah satu sarana unrtuk terlepas dari
kondisi survival. Kunci keberhasilan kita untuk memberikan tanda-tanda atau
kode adalah membuat kontras dengan hal-hal sekitarnya ( mampu menarik perhatian
dan sukar ditiru hewan/alam ).
Hal ini menjadi
tanda-tanda yang dapat dipakai untuk keadaan darurat misalnya :
Suara : peluit, teriakan, dll.
Cahaya dan Api
Kain atau Bendera
Asap
V. Pengambilan Keputusan
Satu hal lagi yang juga ikut menentukan lamanya kita mengalami survival
adalah tindakan yang akan kita lakukan :
Apakah kita akan menetap (Survival Statis)
Atau bergerak mencari Jalan keluar (Survival Dinamis)
Masing-masing mempunyai keuntungan tersendiri. Jika kita ingin keluar,
tentunya kita membutuhkan alat bantu peta atau kompas atau setidak-tidaknya
pemahaman tentang daerah tersebut dan kemampuan kita bernavigasi dengan
tanda-tanda alam. Keberhasilan dalam mengambil keputusan dalam survival sangat
tergantung pada pengalaman dan latar belakang orang yang mengalami survival.
VI. Tindakan dalam menghadapi kondisi survival
Usaha yang perlu kita lakukakn agar keluar dari kondisi survival, dalam
arti menguasai keadaan, dapat ditentukan dari kata kunci survival itu sendiri.
S : Size
up the situation
Sadarilah kondisi survival ini. Bagaimana kesehatan teman-teman mupun
kita sendiri. Apakah ada ceedera?
Berapa banyak persediaan bahan makanan yang tersisa?
Dalam lingkungan seperti apakah kita berada?
U : Undue haste makes waste
Tindakan yang terburu-buru cenderung menghasilkan kesia-siaan.berfikir
dan bertindaklah dengan bijaksana.
R : Remember where you are
Pengenalan akan lingkungan/daerah sekitar memberikan rasa kenal yang
berpengaruh terhadap rasa aman .apapun yang kita putuskan untuk diam ataupun
mencari bantuan.pengenalan medan
merupakan hal yang esensial.
V : Vanguish fear and panic
Kuasailah rasa takut dan panik .merasa takut adalah normal dan
perlu.namun rasa takut harus dikuasai dan dikontrol.bila tidak terkuasai maka
rasa takut akan meningkat menjadi rasa panik.panik akan mengakibatkan seseorang
bertindak terburu-buru dan membuang energi.panik juga dapat juga diakibatkan
oleh rasa sepi, yang selanjutnya akan mengakibatkan putus asa.
I : Improvice
Cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada dengan
kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival,
menerima kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu, merencanakan mengusahakan
kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berimprovisasi.ubahlah cara pandang terhadap
apa yang ada, inilah hal yang terpenting dalam berimprovisasi.sebuah balok
tidak sekedar sebuah balok, tetapi dapat menjadi bahan dasar bivak, api,
pakaian, dsb.
V : Value living (hargailah hidup !)
Merupakan hal yang terpenting dalam kondisi survival.bagaimana sikap kita
terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk dapat bertahan, orang dapat
bertahan/berimprovisasi, dan dapat keluar dari kondisi survival karena mereka
menghargai hidup atau tidak putua asa.
A : Act like the natives
Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengetahui dan menguasai medan jika bertemu dengan
penduduk asli, bersikaplah dengan ramah.
L : Learn basic skills
Belajar dan latihlah teknik-teknik dasar.jaminan yang terbaik adalah
menguasai dan memahami teknik-teknik dan prosedur survival, sehingga merasut
dan dapat dikerjakan secara otomatis.berlatih dan bertambah/tingkatan tentang
survival.
VII. Tanda-tanda alam
Pengetahuan tentang tanda-tanda alam dapat membantu kita dalam mengambil
keputusan untuk bert indak dalam kondisi survival.
·
Biduk, waktu tidak kelihatan bertanda akan
hujan.
·
Langit berwarna merah pada malam hari berarti
baik, sedangkan bila merah pada pagi
hari bertanda akan turun hujan.
·
Kuning pucat pada waktu matahari terbenam,
berarti akan turun hujan.
·
Embun dan kabut pada pagi-pagi benar, berarti
cuaca bagus.
·
Kalau matahari terbit dari awan yang rendah,
berarti cuaca baik. Sedangkan bila dari
awan yang tinggi berarti angin.
·
Dari sikap binatang : Laba-laba membuat sarang
siang hari berarti cerah, kodok ribut berarti akan hujan,kambing mengembik
berarti cuaca buruk, dst.
·
Gugusan bintang bima sakti bintang biasanya
membujur dari Utara ke Selatan.
·
Tempat berkumpulnya hewan biasanya menunjukkan
sumber air.
·
Perasaan panas/gerah pada siang dan malam hari
biasanya menandakan akan turun hujan(penguapan tinggi).
·
Untuk gumpulan awan biasanya menunjukkan cuaca
pada hari itu (misalnya : pada pagi hari ada bentuk awan yang berbentuk domba
artinya akan hujan lebat siang harinya. Ada
lagi seperti ben tuk kuda, ada yang
malam berbentuk “H A L O “ .kadang ada awan yang ditembus sinar matahari, ada
yang seperti blumkol).
·
Perhatikan apakah di hulu sungai terjadi hujan
(awannya gelap), sebab biasanya akan menyebabkan banjir bawaan.
0 Loroseng Ada.ta:
Posting Komentar