Manajemen
Dalam melakukan hiking
(pendakian) terutama berkelompok, seringkali membawa banyak barang dan lokasi
pendakian yang jauh jaraknya dari tempat tinggal sehingga tiap orang
bertanggung jawab atas keselamatan masing-masing, juga terhadap sesama anggota
kelompok, dan barang bawaan. Sehingga untuk mengatur di perlukan manajemen
kelompok dalam melakukan hiking
MANAJEMEN PERJALANAN
Pra Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan, di
awali dengan pencetusan ide dan lain sebagainya. Adapun kegiatan sebelum
berangkat antara lain.
1. Menentukan
tempat, waktu, dan lama pelaksanaan pendakian, jika perlu ditambah informasi
cuaca/iklim dan geografis dari tempat tersebut. Dan bentuklah panitia sebagai
pelaksana kegiatan
2. Menentukan
jumlah peserta dan perkiraan barang bawaan berupa logistik, jumlah tenda,
alat-alat yang diperlukan, biaya yang dikeluarkan, sarana transportasi menuju
dan dari lokasi ke tempat asal
3. Membuat surat
izin atau sekurang-kurangnya surat pemberitahuan ke beberapa pihak tidak perlu
semuanya tergantung dari seberapa pentingnya acara, jumlah peserta yang ikut,
lamanya pendakian, dan jarak perjalanan dari tempat asal. Minimal seminggu
sebelum hari H, adapun tempat penyampaian surat yaitu :
·
Univeristas : Dekanat, Rektorat
·
Instansi Pemerintah : Polres, Polda, SARDA, PMI, (berwenang di
area pendakian)
·
Pemerintah setempat : Dusun, Lurah, dan Camat
·
Pos Pendakian.
·
Jika daerah pendakian dikuasakan ke suatu instansi maka kirimkan
juga surat ke instansi tersebut
Meminta surat izin berarti
memasukkan surat dan menunggu surat ber-izin dari instansi tersebut sedang
surat pemberitahuan hanya memberitahukan kepada instansi tersebut. Sekali lagi mengirim surat ke
instansi tergantung dari besarnya tanggung jawab dari pelakasanaan pendakian
tersebut.
4. Melakukan
persiapan fisik (berolahraga), persiapan alat (meminjam alat), persiapan
logistik (belanja), dan sekaligus menghitung jumlah peserta yang akan ikut
untuk dibandingkan dengan persiapan alat dan logistik.
5. Mengadakan
briefing minimal H minus 1
6. Sebelum
berangkat melakukan chek n’ rechek untuk semua peralatan dan barang
lainnya. Dan tidak lupa untuk berdoa.
Pelaksanaan
Hal yang perlu diperhatikan selama
pendakian
1. Tiba di
lokasi, segera melakukan chek person dan bawaan dan segera melapor ke pos
pendakian atau tempat untuk melapor untuk mendaki
2. Mematuhi
larangan yang diberlakukan dalam area pendakian seperti membuat api unggun dan
membuang sampah
3. Tepat waktu,
untuk kelancaran perjalanan sebaiknya membuat jadwal target waktu dan target
lokasi
4. Selalu
memperhatikan kondisi cuaca, iklim setempat, kemampuan peserta
5. Istirahat dan
makan yang cukup, untuk menjaga stamina dan kondisi badan
6. Selalu siap
dengan situasi yang tidak terduga, dan tenang dalam menghadapinya
7. Setiap malam
melakukan evaluasi harian dan perencanaan kegiatan esok
8. Tidak merusak
lingkungan sekitar kamp bermalam, dan menjaga kebersihan kamp terutama dari
sampah dan bau tak enak.
9. Berhemat
dalam air dan logistik
10. Jangan
meninggalkan sampah jika perlu dibawa sampai turun gunung
Pasca Pelaksanaan
Apabila pelaksanaan pendakian
telah usai dan tiba di tempat asal, kegiatan yang perlu dilakukan antara lain
1. Chek alat dan
bawaan
2. Mencuci alat
segera mungkin, karena kotoran yang sudah lama menempel sukar hilang. Lalu di
keringkan
3. Segera
mengembalikan semua barang pinjaman
4. Evaluasi dan
pembuatan laporan perjalanan.
MANAJEMEN RANSEL/CARRIER
Mengadakan hill walking selama
satu hari satu malam atau lebih membutuhkan banyak kebutuhan hidup seperti air,
makanan, dan tempat tinggal (kamp). Untuk membawa kebutuhan tersebut tentunya
tidaklah cukup tempat dan tidak kuat membawa semua peralatan ideal seperti
peralatan di rumah, sehingga kita perlu membawa peralatan yang tepat dipakai
dilapangan dan bermulti fungsi.
Beberapa alat yang perlu dibawa
telah disebutkan sebelumnya, sekarang bagaimana menata barang tersebut dalam
tas/carrier agar cukup, pas, mudah diambil dan mengetahui letak barang
tersebut. Berikut ini cara pengepakan barang dalam carrier namun perlu
improvisasi karena tidak semua barang dimasukkan, disebutkan disini.
1. Carrier yang
digunakan (sebaiknya) adalah jenis frame dengan bukaan tali atas (seperti
guling) ukuran 60 liter keatas, dan tutup atas memiliki kantong.
2. Semua barang
dikelompokkan, dibungkus dengan plastik/kresek. Selain itu plastik berfungsi
sebagai anti basah (water proof) ketika hujan atau air dalam tas bocor.
Pakaian, makanan pokok, makanan kecil, dan sebagainya dibungkus rapi. Tempat
makanan/wadah yang memiliki ruang di isi dengan makanan atau bahan bakar.
Barang eletronik dan pecah belah, dilapisi kain atau disisipkan dalam pakaian
3. Matras
dilipat dua dan digulung lalu dimasukan dalam carrier dan mekarkan gulungan
matras sehingga menjadi dinding di dalam tas.
4. Lalu masukkan
barang satu persatu, adapun menyusun barang sebagai berikut
·
Barang besar dan ringan paling bawah seperti sleeping bags dan
tenda/flying sheet
·
Diatasnya barang berat seperti tempat air, logistik (makanan,
kompor, tabung gas, bahan bakar, dan sebagainya).
·
Diatas barang tersebut pakaian dan makanan ringan
·
Paling atas ponco atau raincoat atau jaket (jaket dapat ditaruh
bersama SB di bawah, jika ada ponco atau raincoat)
·
Pada kantong kepala masukkan barang kecil seperti topi, slayer,
binokuler, alat tulis, sarung tangan, makanan kecil, plastik/kresek, tissu, dan
survival kit.
5. Barang yang
berukuran panjang seperti parang disisipkan berdiri dan dibungkus jika tidak
memiliki sarung, barang kecil seperti lilin, baterai cadangan,tissu, gelas dan
sebagainya disisipkan juga di bagian tepi (menempel matras).
6. Tutup rapat
tempat air minum dan bahan bakar cair dan dibungkus kresek, sebaiknya botol
dalam keadaan penuh, jika memiliki udara dapat mengakibatkan tekanan dalam
botol berubah-ubah dan akhir botol penyok dan bocor. Air umumnya lebih
berat dibanding barang lain letakkan pada sisi punggung
7. Usahakan
semua barang dalam kondisi rapat (high tide), tidak ada ruang kosong
terutama bagian tepi, isi sela-sela barang dengan barang kecil seperti makanan
kecil atau kain (bukan pakaian). Jika perlu ditekan kebawah (dengan kaki)
dengan hati-hati, dan sekali-sekali diangkat agar semua berat barang turun
kebawah. Saat berkendaraan posisi carrier terkadang di tidak menentu kadang
tidur, berdiri, miring atau ditumpuk dengan barang lain, dengan posisi barang
dalam keadaan rapat maka tidak perlu khawatir jika ada yang barang yang rusak
atau bocor.
8. Jika masih
ada sisa ruang diatas, isi dengan barang kelompok. Namun jika masih ada barang
yang belum masuk, gunakan tas tambahan seperti daypack dan isi dengan
barang yang ringan. Tukarkan barang dalam carrier yang ringan ke daypack
sehingga semua yang berat dan besar berada dalam carrier sedang yang ringan dan
sering digunakan masukkan dalam daypack.
9. Carrier yang
telah di isi dengan baik dapat dilihat dari bentuk dan posisinya, jika
digerakkan cendrung seimbang tidak ada yang bergerak didalamnya dan jika didirikan
tidak rebah karena gaya berat menuju kebawah.
Terkadang pula barang seperti
tenda dan SB ditempatkan diluar tas, guna menghemat ruang dalam tas dan
memudahkan untuk mengambilnya. Namun sekali lagi semua terantung improvisasi
kita sehingga semua barang masuk dalam tas dan nyaman saat di bawa.
Barang yang sering digunakan
seperti peta, kompas, protaktor, botol kecil untuk minum di masukkan dalam
kantong celana. Dan saat hiking sebaiknya tangan bebas dari peralatan apapun
kecuali jika menggunakan alat bantu seperti tongkat.
Hal lain yang perlu diketahui
adalah kapasitas berat yang dapat dipikul carrier. Berat yang dapat diisi
menurut kapasitasnya sebagai berikut.
·
Kapasitas isi 60 liter maksimal
berat 11 kg
·
Kapasitas isi 80 liter maksimal
berat 15 kg
·
Kapasitas isi 100 liter maksimal
berat 18 kg
Kelebihan
berat dapat mengakibatkan rusaknya keseimbangan beban, kain, jahitan, dan
merusak carrier tentunya. Untuk menghitung berat beban kasar yang dipikul salah
satu caranya dengan melakukan perbandingan berat, air memiliki r
(rho:massa jenis) 1 artinya setiap 1 liter H2O murni memiliki berat
1 kg, bandingkan berat satu botol air minum dengan barang lainnya dan hitung
total berat bawaan. Sedang cara yang paling efektif adalah menggunakan
timbangan.
MANAJEMEN KAMP
Salah satu bagian kegiatan hiking
adalah camping (berkemah), dalam kegiatan kamp kita membuat tempat
tinggal untuk bermalam, istirahat dan makan untuk memulihkan tenaga,
membersihkan diri, dan mengadakan evaluasi dan perencanaan kegiatan.
Untuk kelancaran kegiatan diatas,
dibutuhkan tata letak, kerapian, dan kebersihan area kamp dan lingkungan
sekitarnya. Apalagi tidak semua orang memiliki sifat yang sama menyangkut
kerapian, sehingga perlu adanya kesepakatam dalam penataan tenda, tempat masak
dan makan, tempat barang/peralatan, dan tempat sampah termasuk tempat buang
air.
Tenda
Hitunglah jumlah tenda yang
tersedia dan bandingkan dengan jumlah peserta, jika kelebihan tenda jadikan
tempat penyimpanan alat, namun jika kekurangan tenda maka buat bivak sejumlah
orang yang tidak mendapatkan tempat (jika setuju) atau gabungkan dua tenda atau
lebih untuk mendapatkan sisa tempat darim masing-masing tenda (tipe dome), atau
bongkar satu tenda flying sheet untuk dijadikan atap dan untuk menahan angin
dari samping menggunakan ponco atau lembaran kain/kertas/plastik, tergantung
improvisasi kelompok dilapangan.
Posisi
tenda yang baik atau ideal tergantung dari tempat kamp itu sendiri, agak
miring, dekat tempat air atau banyak pohon sehingga ruang lapang sedikit. Yang
biasa dibuat adalah berbentuk berhadap-hadap (pintu masuk). Jika ada dua tenda
maka bagian lapisan luarnya dapat digabung dan mendapatkan tempat bernaung yang
lebih luas. Jika lebih dari dua, dibuat dalam posisi melingkar dan bagian
tengah dijadikan tempat api dan sekaligus tempat masak.
Saat Makan
Idealnya semua peserta yang turut
serta kelapangan membawa alat masak dan alat makan sendiri namun kenyataannya
sering tidak membawa salah satunya bahkan keduanya dengan harapan bahwa teman
lain bisa meminjamkannya atau bisa memakai bergiliran dengan yang lain.
Pinjaman dan giliran mungkin tidak bermasalah jika tidak memperhitungkan jadwal
kegiatan yang akan dilaksanakan setelah makan, kegiatan yang akan dilaksanakan
setelah makan akan mulur dari jadwal dan tentunya akan jadwal selanjutnya juga
ikut berubah. Sehingga sebaiknya semua peserta membawa lebih alat makan seperti
piring, sendok, dan gelas dibanding alat masak, karena masak bisa untuk lebih
dari satu orang.
Saat masak untuk kelompok,
tunjuklah seorang sebagai koordinator masak, tugasnya mengumpulkan wadah plus
kompor (jika perlu bahan bakar) dari peserta lain dan mengaturnya untuk masak,
menu makanan, dan mencuci wadah yang digunakan (kecuali alat makan peserta).
Perhitungkan porsi makan rata-rata perorang, berapa wadah/nisting, kompor,
bahan bakar, dan air yang dibutuhkan untuk memasak. Hindari sifat boros seperti
menyisakan banyak makanan dan berlebihan menggunakan air kecuali didekat kamp
ada mata air (yang mengalir, bukan tergenang)
Banyak bahan bakar dan kompor yang
digunakan saat ini, tergantung efektifitas panas, kemudahan penggunaan, dan
kebersihan dalam memakainya. Jenis kompor telah disebutkan sebelumnya sedang
bahan bakar yang sering digunakan yaitu
·
Tabung gas, efesien dalam menghasilkan panas (dapat diatur panas
yang diperlukan), dalam sampul keterangan terdapat kandungan dan lama pemakaian hingga habis.
Menyalakannya dengan menggunakan korek harus hati-hati, caranya nyalakan
terlebih dahulu koreknya lalu dekatkan dengan lubang yang mengeluarkan gas
kemudian keluarkan gasnya berlahan-lahan, jika setelah menyala atur tingkat
apinya. Gas yang dikeluarkan tidak menghasilkan gosong
·
Spiritus, awalnya panas yang dihasilkan kecil namun lama kelaman
menghasilkan panas yang cukup namun tidak dapat mengatur panas yang dihasilkan,
penggunaanya yaitu mengisi kaleng (kompor spritus) dengan spritus kemudian
nyalakan dengan korek api, perlu diperhatikan untuk selalu menutup botol
spritus karena spritus sama dengan bensin mudah menguap dan mudah menjalarkan
api (tanpa materi pembakar). Menggunakan spiritus harus berhati-hati, jauhkan
botol spritus dari sumber api dan tutup rapat. Saat mengisi kompor atau refill
kompor harus yakin betul dalam keadaan mati (tidak ada api), jika api sampai
menyambar botol spritus, botol akan MELEDAK. Api yang dihasilkan tidak
meninggalkan gosong
·
Minyak tanah, sama dengan spritus dalam menghasilkan panas namun
dapat diatur panas yang dihasilkan. Cairan minyak tanah tidak seperti spiritus,
minyak tanah membutuhkan materi pembakar seperti kain sumbu atau kayu untuk
menguap terbakar sehingga jika langsung api diletakkan diatasnya (seperti
spritus) tidak akan terbakar. Spritus berwarna biru sehingga dapat dibedakan
dengan air tapi minyak tanah bening seperti air minum sehingga harus dibedakan
botolnya, agar tidak terminum. Api yang dihasilkan meninggalkan gosong
·
Parafin tablet, merupakan bahan bakar umum yang digunakan di
lapangan, bentuknya kotak persegi berwarna putih, kompornya dapat dilipat dan
jika dibuka lipatan atasnya dapat menjadi penyangga. Satu tablet dapat bertahan
menyala selama ±30 menit sehingga dalam penggunaannya dapat dipotong-potong
untuk menghemat atau mengatur jumlah panas yang diperlukan. Api yang dihasilkan
meninggalkan gosong pekat.
Packing
Yaitu memasukkan barang-barang ke
dalam ransel baik yang telah digunakan atau belum digunakan untuk melanjutkan
kegiatan berikutnya. Saat packing hal yang perlu diperhatikan antara lain
·
Membongkar dan melipat tenda dengan rapi, tapi sebelumnya
keluarkan semua isi/barang dalam tenda dan taruh di tempat lain misalnya diatas
ponco/matras
·
Kembalikan semua barang ke pemilik masing-masing seperti alat
masak, webbing, matras, ponco, dan sebagainya agar tidak ada barang yang
dianggap hilang dan perhatikan jangan sampai ada yang tertukar.
·
Melakukan chek dan rechek pada semua barang yang dikeluarkan dari
carrier atau barang yang menjadi tanggung jawab dan menatanya kembali masuk
kedalam carrier
·
Apabila semua barang masuk dalam carrier, periksa sekeliling kamp
kemungkinan ada barang yang dilupakan tertinggal, semua sampah dikumpulkan
termasuk tali rafia dalam satu wadah dan dibawa.
·
Tempat atau area bekas pembakaran disiram secukupnya dengan air
agar lebih yakin tidak ada bara api yang ditinggal. Karena saat cuaca terang di
siang hari membuat bara api tidak terlihat jelas dan daerah pegunungan yang
bersih mengandung banyak oksigen murni yang mampu menyulut bara api membesar
menjadi api.
Jika acara packing telah selesai
lakukan cleaning camp ditempat tersebut dan usahakan kondisi tempat kamp
setelah ditinggalkan sama sebelum kita datangi.
0 Loroseng Ada.ta:
Posting Komentar