Ada 3 syarat agar api dapat menyala yang
disebut dengan segitiga api (fire triangle)
Bahan bakar disini mencakup bahan bakar yang
akan dibakar. Api hanya akan terjadi jika ada reaksi antara fuel (baha
bakar) dan air (udara). Kondisinya harus panas dan kering. Korek api
berfungsi sebagai pemicu panas, sehingga api dapat selalu menyala dan menjalar
membakar bahan-bahan yang disediakan untuk itu.
Udara yang diperlukan disini adalah yang
mengandung banyak oksigen (O2), dalam sistem pembakaran untuk mendapatkan
panas yang tinggi seperti pada sistem pembakaran las karbit, selalu menggunakan
dua tabung (dengan masing-masing selang/saluran) tabung pertama adalah bahan
bakar dan tabung kedua adalah oksigen, untuk meningkatkan suhu panas cukup
dengan menambah oksigen yang masuk kedalam saluran pembakar sedang bahan bakar
tidak berubah/tetap.
Api sangat penting dalam survival, api
menghasilkan panas, perlindungan tanda bahaya, merebus air, memasak. Kita harus
dapat membuat api di mana saja pada kondisi apapun. Tidak cukup dengan membaca
saja, tetapi benar-benar harus mencoba.
MEMBUAT API
Untuk membuat api unggun atau api untuk masak
diperlukan tekni tersendiri karena tidak sama dengan menyalak api secara instan
pada kompor gas. Diperlukan pemantik api (lighter) atau paling tidak
sumber awal api kemudian diberi bahan bakar untuk membesarkannya.
Prinsip umum dalam memantik api adalah dengan
gesekan dua benda, gesekan tersebut menghasilkan energi panas yang jika pada
kadar tertentu menghasilkan percikan bunga api. bahkan pada benda gas seperti
partikel bebas di udara dapat menghasilkan panas luar biasa pada dinding
pesawat ulangalik akibat gesekan yang cepat. Benda yang digesek untuk membuat
api paling baik yang memiliki kombinasi tepat seperti batang korek dengan gerekannya,
batang korek yang umum tidak dapat menghasilkan percikan api pada benda apapun
meski digesek hingga aus kecuali pada geretannya sendiri.
Untuk memulai menyalakan api untuk keperluan
masak, tanpa menggunakan minyak sebagai bahan bakar maka carilah
ranting-ranting kecil yang kering, jika perlu kerak atau kulit kayu di kelupas
kecil membentuk serbuk kayu. Untuk mendapatkan bahan bakar yang penting tipis
kering dan mudah terbakar. Setelah itu kumpulkan benda tersebut satu gunungan
kecil, namun perlu diingat alas gunungan ranting yang di bakar harus betul
kering dan tidak ada hembusan angin disekitarnya. Nyalakan lighter baik berupa
korek api atau pemantik lainya dekat dengan gunungan tersebut, jika sudah
muncul asap yang cukup tebal hembuslah secara berlahan agar bara api dalam
gunungan tersebut segera membakar seluruh rimbunan dan menjadi api, jika api
kecil telah muncul segera tambahkan ranting sedikit demi sedikit (jangan sampai
apinya mati kebanyakan ranting), tunggu ranting terbakar satu-persatu kemudian
jika sudah cukup masukkan batang kayu yang lebih beser dan tinggal menunggu
batang kayu tersebut terbakar. Dan siap untuk digunakan sebagai alat masak
SUMBER API
Sumber api tidak hanya korek api namun ada
beberapa alat yang dapat menimbulkan api, baik secara gesekan atau cara
lainnya. Yaitu :
Korek Api
Merupakan cara yang paling mudah untuk
menyalakan api dan taruhlah batang korek api dan kertas geseknya dalam wadah
tertutup agar tidak basah atau berembun seperti wadah negatif film atau wadah
vitamin. Apabila korek api basah, dapat digosok-gosokkan pada rambut yang
kering dan tidak berminyak, efek listrik akan mengeringkan korek api.
Dua Kayu
Caranya dengan menggerakkan kedua batang kayu
posisi menyilang dan digosokan satu dan lainnya sampai mengakibatkan panas dan
metode ini memerlukan banyak waktu dan energi. Seperti menggergaji
Hand Drill
Menggunakan satu bilah papan dan setongkat
kayu pendek yang salah ujungnya runcing, taruh papan dibawah di tekan oleh
salah satu kaki. Dalam posisi jongkok tongkat kayu diputar-pilin bolak balik
seperti mengebor (drill) dengan ujung runcing dibawahnya. Biarkan serbuk
kayu yang terbentuk dari gesekan sebagai bahan untuk membakar
Bow Drill
Cara ini merupakan pengembangan teknik dari
hand drill, perbedaannya terletak pada pegangan tongkat kayu, tidak lagi
menggunakan tangan akan tetapi menggunakan tali busur yang telah dililit
melingkar pada tongkat, kemudian dengan gerakan cepat kita mengerakkan maju
mundur busur sehingga tongkatnya terpilin. Untuk menstabilkan putaran yang
cepat, pada bagian atas tongkat kita tekan dengan tangan satunya atau batu dan
supaya tidak lompat saat diputar batu tersebut yang cekung kedalam dan ujung
kedua tongkat diruncingkan. Jika ditekan gaya gesekan makin besar
Dengan Lensa
Menggunakan lensa cembung, baik yang besar
maupun kecil, yang terpenting dapat memfokuskan cahaya. Caranya arahkan
jatuhnya fokus sejajar dengan jana sinar matahari, pada titik fokus tumpukan
daun dan ranting di taruh. Proses pembakaran normal tidak lama hanya membutuhkan
waktu kurang dari 30 detik untuk menghasilkan asap, hanya saja kekurangan cara
ini, adalah hanya di siang hari, jika tidak berkabut atau tertutup awan dan
intensitas matahari di beberapa tempat berbeda. Jangan terlalu lama menatap
titik fokus saat proses ini pembakaran karena cahayanya sebanding dengan cahaya
pada proses las besi, bisa membutakan mata (tidak percaya, silahkan dicoba)
Serbuk Amunisi
Cara ini cukup berbahaya bagi yang tidak
memiliki pengetahuan tentang peluru, jadi jangan mencoba bagi yang tidak tahu
sama sekali. Pisahkan proyektil peluru dengan ujung peluru dengan hati-hati,
membuat gesekan berbahaya menyebabkan peluru meledak (jika meledak bisa
berakibat cacat tangan), lalu keluarkan bubuk mesiu dari tubuh proyektil
sedikit demi sedikit. Serbuk mesiu sangat efektif mendapatkan api besar
secepatnya dengan gesekan api yang tidak terlihat mata sekalipun, sehingga
sekali lagi untukk berhati-hati mempraktekkanya.
Batu Korek
Pada korek gas atau zippo, batu korek sebagai
pemicu bunga api jika digesekkan dengan gerinda kecil. Caranya ambil batu kecil
kemudian taruh serbuk kayu dan daun-daun disekitar batu korek, gunakan alas
dari batu agar kuat saat batu korek ditumbuk.
Batu Baterai
Batu baterai yang digunakan minimal 9 Volt
(yang berbentuk kotak) atau susun baterai 1,5 volt (baterai biasa ukuran apa
saja) bentuk seri minimal 6 buah dan dengan syarat baterai tersebut baru. Ambil
seutas kawat yang sangat tipis, bisa diambil dari serat kabel yang berpilin,
ambil satu serat dan cukup panjang. Hubungkan kedua ujung kabel secepatnya
(karena kabel segera menjadi panas), letakkan ruas kabel pada serbuk kayu atau
daun sehingga nantinya menimbulkan asap.
Sekali lagi untuk menyalakan api dibutuhkan
tiga hal yaitu sumber api, bahan bakar dan oksigen. Tumpukan serbuk kayu yang
telah berasap segera diaduk berlahan agar oksigen untuk memperbesar nyala bara
api semakin besar, jika masih kurang hembuslah dengan pelan-pelan.
TIPE API
Tipe api yang dimaksud adalah tujuan menyalakan api, karena dengan tujuan
tersebut besar api yang dibutuhkan berbeda-beda.
1. Api untuk
Menghangatkan, yaitu api yang dinyalakan untuk menghangat badan umumnya besar
karena tubuh manusia juga besar, berada di tempat terbuka, dan membutuhkan
ruang luas. Jika untuk menghangat sejumlah orang, maka kumpulan tersebut
mengelilingi api sehingga panas yang dihasilkan api efektif untuk semua orang,
jika sendiri sebaiknya dibuatkan reflektor panas yang sekaligus sebagai penahan
angin
2. Api untuk Memasak,
tentunya di pakai untuk memasak sesuatu. Usahakan panas yang diterima wadah
yang dimasak merata agar yang dimasak tidak bermasalah.
Jenis-Jenis Penyakit yang Mungkin Terjadi Di Daerah Tinggi
·
Frostbite, Yaitu
radang dingin atau sengatan dingin yang berupa pembekuan di
tempat-tempat tertentu akibat dari berkurangnya sirkulasi darah di
tempat-tempat tersebut. Biasanya radang ini menyerang pada ujung-ujung jari
kaki atau tangan.
·
Hypothermia, yaitu kehilangan panas tubuh
·
Snow blindess, Disebabkan oleh pantulan dari
putihnya salju ke mata kita, sehingga organ mata terbakar.
·
Sunburn, yaitu kulit terbakar karena sinar matahari
maka gunakan sun screen lotion atau obat pelindung kulit dapat juga
menggunakan minyak untuk lemak binatang
·
Karbon Monooksida (CO), disebabkan oleh asap api
yang tidak dapat terurai sehingga meracuni tubuh.
Lebih lengkap pembahasan
tentang penyakit pada bab PPPK dan SAR
Sinyal Pertolongan
Kondisi survival bukanlah kondisi yang
disengaja, biasanya terjadi akibat dari suatu kecelakaan seperti kecelakaan
pesawat, tersesat, terkena bencana alam. Dengan demikian survival hanyalah cara
bertahan untuk hidup diluar dari bertahan hidup secara normal (bukan dari
kecelakaan) dan sangat sulit bahkan tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu
yang panjang. Sehingga bantuan dan pertolongan sangat diharapkan dalam kondisi
survival di lapangan.
Berikut ini beberapa teknik membuat sinyal pertolongan agar lebih mudah
ditemukan oleh pencari/tim SAR. Namun ini tergantung dari tindakan survivor
dilapangan misalnya survival secara statis atau dinamis.
Api dan Asap
Buatlah api dengan membakar ranting atau kayu
kering kemudian membuat asap tebal dengan
menutupinya dengan rumput dan dedaunan yang basah, jangan terlalu banyak
secukupnnya saja. Perhatikan pula cuaca dan hembusan angin saat itu, apabila berkabut
mengkin isyarat asap tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena sewarna dengan
warna kabut. Hembusan angin yang kuat membuat asap cepat hilang,
Lokasi pembakaran dilakukan ditempat terbuka
agar asap yang dikeluarkan bisa membumbung tinggi tanpa gangguan dari pohon
disekitar. Jika malam tiba, buatlah api yang berpola misalnya berbentuk
segitiga atau persegi. Tempat api didaerah terbuka agar titik api dapat dilihat
jelas dari udara
Reflektor
Reflektor yang digunakan adalah cermin atau
yang dapat bersifat seperti cermin (dapat memantulkan bayangan), cara
menggunakannya memamfaatkan sinar matahari dan memperhitungkan sudut pantulan
sinar sehingga sinar yang dipantulkan mengarah ketitik yang dituju. Cara ini
hanya berlaku saat siang hari
Sinar lampu
Sama halnya dengan reflektor, umumnya berupa
lampu senter dengan penggunaan yang tepat pada malam hari karena siang hari
sinar yang dihasilkan tidak kuat menandingi cahaya matahari. Kedap kedipkan
cahaya senter pada wilayah yang dituju jika menghapal kode morse, lakukan
dengan menggunakan kode tersebut
Bendera
Cara ini dilakukan pada wilayah yang
terpencil, dengan menggunakan metode pencaharian menggunakan pesawat terbang.
Pada daerah hutan buatlah bendera dengan menggunakan warna yang mencolok pada
pohon yang tinggi, sedang pada daerah terbuka, buatlah simbol didaerah lapang
yang besar dan mencolok jika terlihat dari udara.
Transmisi
Jika saat kondisi survival, membawa atau
menemukan seperangkat alat komunikasi radio, maka wajib yang mengetahui tentang
transmisi gelombang radio untuk mengirim pertolongan. Cara ini umumnya lebih
cepat mendapat pertolongan
Flare
Bentuknya berupa kapsul besar, dan
ditembakkan seperti menembak peluru. Jika ditambakkan akan mengeluarkan cahaya
seperti kembang api. Flare terdiri dari macam-macam warna dan ada baiknya
digunakan saat cuaca gelap seperti di subuh atau petang hari, agar flare yang
ditembakkan dapat dilihat dari jarak jauh
Suara
Suara yang dimaksud adalah membuat bunyi-bunyiaan agar tim pencari
dapat menentukan posisi tepat survivor berada, jika memiliki peluit gunakanlah
atau jika tidak ada gunakan alat yang ada untuk membuat bunyian yang nyaring.
Jangan menggunakan suara sendiri karena membuang banyak energi.
Masih ada lagi teknik lain membuat sinyal namun, teknik tersebut
berlaku di wilayah tertentu, cukup teknik umum yang perlu diketahui. Dalam
membuat sinyal bisa melakukan improvisasi, asal tujuan membuat sinyal adalah
mempercepat pertolongan datang dan bahkan dapat melakukan komunikasi dengan tim
penolong saat pertolongan datang. Misalnya menggunaka kode morse atau kode
tubuh.
Kita akan menghargai arti
hidup
jika pernah menuju gerbang
kematian
maka berjuanglah untuk hidup
karena hidup itu sendiri
perjuangan
(pepatah)
0 Loroseng Ada.ta:
Posting Komentar