Konon, bahwa arung Palakka sebelum meninggalkan tanah kelahirannya menuju ke kerajaan Buton ia melakukan ikrar atau janci , beliau menghentakkan kakinya setelah mengikatnya pada akar pohon beringin sebagai suatu tanda ikrar dan nampaklah pada hentakan kaki itu di atas sebuah batu dilereng gunung Cempalagi yang masih berada di pinggir laut. Bekas tapak kaki Arung Palakka tersebut yang panjangnya kurang lebih 75 cm.
Di bekas tapak inilah bila mana air laut surut maka bekas pijakan kaki tersebut akan nampak dengan jelas. Dan ditapak itu menyerupai sebuah wadah mengandung air tawar yang sesungguhnya harus asin karena berada di bawah permukaan laut. Banyak orang yang berkunjung untuk mendapatkan air suci itu yang dianggapnya sebagai air yang memiliki tuah. Kegiatan seperti itu terjadi dari dulu dan masih berlangsung hingga kini. Dan memang mujurlah seseorang bila mana bisa melihat dan mendapatkan air pada tapak tersebut. Bila mana Anda ingin berkunjung ke daerah tersebut anda harus mempersiapkan diri siap menunggu waktu agak lama untuk dapat melihat situasi tersebut di atas, bahkan terkadang seharian kita menunggu tak kunjung datang a ir surut. Sehingga apabila Anda mampu melihatnya berarti Anda termasuk orang yang mujur. Di sekitar gunung itu ada beberapa mulut gua yang di dalamnya penuh stalagtit dan stalagmit yang tergolong indah dan bahkan menurut pengakuan masyarakat setempat bahwa di adalam gua itu terdapat lorong panjang yang tembus dengan tanjung Pallette yang berjarak 2 km. Gua inilah yang disebut Gua janci. Selain itu di dalam gua itu terdapat sungai yang mengalir air tawar yang airnya cukup dalam namun susah untuk ditempuh. Untuk mencapai sungai itu kita harus berjalan merangkak. Hal ini merupakan sebuah tantangan bagi petualang. Juga disinyalir bahwa di dalam sungai itu hidup komunitas ikan Arwana.
|
Misteri Tapak Kaki Arung Palakka
Selasa, April 09, 2013 |
Label:
Ugi To Bone
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Loroseng Ada.ta:
Posting Komentar