Betapa Rasulullah saw mampu memikat
seluruh elemen penduduk Madinah yang terdiri dari berbagai suku, agama dan
latar belakang sosial yang beragam. Di awal kedatangan beliau disana. Beliau
tidak pernah melihat dan mengenal Madinah sebelumnya ,bagimana kondisi
giografinya, kondisi daerahnya, tata letaknya, bahkan beliau belum pernah
bertemu dengan mereka-mereka penduduka madinah , tidak ada hubungan
darah dengan mereka,tidak punya teman kerabat, apatahlagi tim pemenang,tim
Sukses ataupun relawan.
Pertama
sekali yang Rasulullah saw deklarasikan bagi penduduk Madinah yang sedang
menanti-nanti kedatangan beliau adalah nilai-nilai ” humanisme dan
kepedulian” yang dilandasi dengan sikap mental yang kuat. Inilah tema
utama program Nabi ketika mengkampanyekan dirinya dihadapan penduduk Madinah
saat itu, dimana kemudian Madinah menjadi tonggak awal kebangkitan islam dan
menghantarkan nabi sebagai pemimpin yang mendunia diabadikan sebagai urutan
pertama dari 100 tokoh yang paling berpengaruh sepanjang masa.
Mari
kita mengikuti taujih atau arahan Rasulullah saw yang beliau
sampaikan dengan sangat puitis dihadapan penduduk Madinah:
Dari
Abdullah bin Salam berkata: Ketika Rasulullah saw hendak datang di
Madinah, manusia pada menunggu-nunggu dan saling memberi kabar: Rasulullah
datang, Rasulullah datang. Aku datangi kerumunan manusia. Ketika aku pastikan
bisa melihat wajah Rasulullah saw, maka aku yakin bahwa raut wajahnya bukan
tipe wajah pembohong. Dan pertama kali yang beliau ucapkan adalah:
“Sebarkanlah salam, berilah makan orang yang membutuhkan, sambunglah
persaudaraan dan shalat malamlah ketika manusia pada tertidur. Maka anda akan
masuk surga dengan selamat.” (Sunan Tirmidzi, Jilid 9, Halaman. 25)
Ada
empat program utama Rasulullah dihadapan penduduk Madinah saat itu yang
beliau sampaikan secara puitis penuh dengan makna yang begitu dalam yang
sangat jauh dari janji-janji yang sangat rentang dari pengingkaran dan
penghianatan akan arti sebuah janji.
1.Sebarkanlah salam
2. Wujudkan kepedulian
3. Galang silaturahmi
4. Hidupkan Shalat Malam
Subhanallah...maha
suci Engkau YA Allah ... ajaran agama yang sangat mulia bagi kemanusiaan.
Betapa tidak, Islam pertama dan utama sekali menyuruh pemeluknya untuk
menyebarkan salam yang berarti kedamaian, keselamatan dan kasih sayang Karena
salam Islam adalah penghormatan dari Allah swt.
”Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabaraktuh. Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah selalu
bersama kalian.”
Pelajaran
menarik lain adalah bahwa kita tidak boleh pelit dalam mengucapkan salam dan
menjawab salam. Justru berlomba untuk memberi doa yang terbaik dan terlengkap
untuk saudara kita. Lihatlah taujih Allah swt dalam surat An
Nisa’ ayat 86.
”Apabila kamu diberi penghormatan
dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih
baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).
Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.”
Penghormatan
yang dimaksud disini ialah: dengan mengucapkan ”assalamu’alaikum”
dengan tulus ikhlas.
Ketika
sudah terbiasa dengan salam, sapa dan saling kenal sebagai pintu masuk
mengetahui kondisi saudaranya-, ketika kondisi saudaranya sedang membutuhkan
bantuan, pertolongan atau baru mendapat masalah, maka anjuran Rasulullah saw
selanjtnya adalah agar kita peduli dengannya, menolong sesuai
dengan yang apa yang ia butuhkan.
th’amuth tho’am atau
memberi makan orang yang membutuhkan adalah lambang sikap kepedulian.
Sehingga ia juga bisa berarti upaya sistematik untuk mengentaskan kemiskinan,
mengurangi pengangguran, pelayanan kesehatan yang memadai serta memberi
bantuan pendidikan, bahkan gratis.
Subhanallah....15
abad yang lalu rasulullah telah mengenal pelayanan kesehatan gratis dan
pendidikan gratis sebagai wujud sebuah kepedulian dan Madinah sebagai pilot
projek untuk memwujudkannya sehingga dalam sejarah seorang dokter(Tabib) yang
diserahi tugas oleh Rasulullah untuk bertugas diMadinah memohon izin pindah
dari Madinah setelah 6 bulan bertugas sejak Rasulullah mencanangkan pemikiran
dan upaya sistematik beliau dalam mencanangkan Sikap dan sifat kepedulian
itu.
Dokter
atau Tabib itu berkata” Ya Rasulullah Izinkan saya pulang kembali ke kampung
halamanku ; Kenapa begitu Tabib siapakah kiranya yang mengganggu
fikiran dan keadaanmu di Madinah ini hingga kamu tidak betah di Madinah ini ?
” Ya Rasulullah tidak ada yang
mengganggu fikirian dan keadaanku disini, bahkan sebaliknya kehidupan di
madinah ini sangat aman dan menentramkan dengan penduduknya yang sejahterah
dan damai begini.
” Kemudian Rasulullah kembali
bertanya ” lalu apa yang menyebabkan kamu tidak betah wahai saudara ?” .
Kemudian
tabib itupun berkata ” sudah 4 bulan ini keadaanku dirumah hanya merenung dan
tidak melakukan aktifitas apa-apa hingga saya merasa bosan, tidak ada yang
bisa kulakukan di Madinah ini dengan profesi Tabib ya Rasulullah, karena
sudah 4 bulan ini saya tidak ada pasien, mungkin penduduk Madinah ini sudah
tidak ada lagi yang sakit.
Subhanallah,,,pencanangan
pelayanan kesehatan gratis yang rasulullah terapkan dimasyarakatnya sangat
ampuh sebagai wujud dari sebuah kepedulian, betapa tidak, program yang beliau
terapkan tersebut adalah ikhtiar yang dijamin dan dilindungi Allah Swt, yang
legalitasnya terpampang jelas dalam Al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia
agar mendapatkan keselamatan di muka bumi ini termasuk keselamatan dan
kesuksesan program beliau dalam membangun ”Madinah sebagai Kota terdepan
di Dunia Bukan saja Di Indonesia Timur”.
Allah
swt mengecam keras orang yang tidak memiliki rasa kepedulian padahal ia
berkecukupan. Bahkan Allah swt mengkatagorikan mereka sebagai pendusta agama.
Allah swt berfirman dalam sura Al Ma’un : 1-3.
”Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin.”
Ayat
inilah yang menjadi dasar pijakan Rasulullah untuk meluruskan niat mewujudkan
kepedulian itu, melayani kesehatan masyarakat secara gratis ditengah cercaan
3 kelompok penduduk Madinah yang lebih dulu hidup dan bertempat tinggal
dimadinah, Yahudi, Nasrani dan penduduk asli yang beragama animisme,
ketakutan dan kekhawatiran itu hilang tertutup oleh rasa takut yang teramat
sangat oleh kebencian Allah terhadap orang-orang yang mendustakan agama.
Lantas
bagaimana dengan kita, khususnya di sulawesi selatan yang mencoba merengkuh
hidayah, memohon magfirah Allah, mewujudkan sebuah kepedulian melalui
pelayanan kesehatan gratis terhalang oleh berbagai opini yang mengarah kepada
pesimisme, apatisme bahkan penolakan ? ternyata itu adalah Sunnahtullah
yang berulang dijaman Dahulu, bagaimana dengan orang yang mengaku islam
lantas menolaknya ? Adakah pengingkaran yang lebih dahsyat dari mengingkari
Al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia agar selamat ? Adakah panggilan yang
lebih hina dari seluruh mahluk dimuka bumi ini melebihi Hinanya sebuah
panggilan yang Allah berikan kepada Manusia dengan Panggilan Pendusta Agama ?
Kalau
umat Islam secara umum mampu menghayati pesan ini, wabil khusus para
pemimpin yang diberi amanah untuk melayani rakyatnya, maka tidak ada lagi
yang akhirnya mati kelaparan, yang putus sekolah dan menderita sakit dan
akhirnya meninggal karena tidak punya biaya berobat, wal iyadzu billah.
|